Senin, 05 Januari 2009

ANEKA OLAHAN LIDAH BUAYA

         Lidah buaya (Aloe vera) bukan tanaman asing bagi kita. Hal ini terlihat dari banyaknya orang yang telah menanam dan memakainya. Bentuk batang tanaman ini pendek dengan daun seperti tombak.daun berdiri tegak dan di pinggirnya berbaris duri yang tidak begitu tajam. Letak daun bersap-sap, rapat, melingkar, serta mempunyai daun yang berwarna hijau berlapis lilin dan di dalamnya terdapatdaging daun yang tebal berwarna bening (Furnawanthi, 2003).

          Di dunia ada 350 jenis aloe, hanya 3 yang diperdagangkan secara komersiil. Aloe chinensis yang banyak ditanam di Pontianak, cape aloe alias Aloe ferox – asli Afrika yang bayak dipakai sebagai obat, dan curacao aloe alias Aloe barbadensis. Dari ketiganya, yang disebut terakhir paling banyak dimanfaatkan. Lidah buaya ditemukan oleh Phillip Miller pada tahun 1768 semula dikembangkan di Kepulauan KAribia dan Barbados di Samudera Atlantik pada abad 16. ia lebih dikenal sebagai Aloe vera, berarti aloe yang asli. Lalu berkembang hingga Amerika, Meksiko, Venezuela, Republik Donimika dan Australia (Wahjono, 2002).

          Lidah buaya pertama kali masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17. Ia dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang ditamam di pekarangan rumah sebagai obat luka baker atau kebotakan. Baru pada decade 1990-an, lidah buaya dilirik industri makanan dan minuman (Anonim1, 2002).

Walapun sudah dikenal lama, hanya sedikit masyarakat yang tahu manfaat dan khasiat tanaman ini. Padahal, kandungan di dalam lidah buaya tidak sekedar untuk mencuci rambut, tetapi juga bias mengobati penyakit, menghaluskan kulit, menyuburkan rambut, atau sebagai minuman dan makanan kesehatan. Dengan berbagai keunggulan yang dikandungnya, tanaman berlendir ini dapat dijadikan lahan bisnis baru, sehingga bias menjadi tanaman agroindustri (Furnawanthi, 2003).

          Tanaman lidah buaya mudah tumbuh di pekarangan rumah-rumah, tahan musim kering, cepat tumbuh, banyak hasilnya, tahan hama dan penyakit serta kaya zat gizi. Dalam daging lidah buaya terkandung bermacam-macam mineral, asam amino, serta, enzim-enzim, vitamin, serta berbagai zat bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan (Anonim2, 2002).

         Berikut tabel hasil analisis kandungan komponen nutrisi gel lidah buaya dalam 100 gram,

Tabel. Kandungan nutrisi gel lidah buaya dalam 100 gram
No Komponen Jumlah
1 Air 99,510 %
2 Lemak 0,067 %
3 Karbohidrat 0,043 %
4 Protein 0,038 %
5 Vitamin A 4,594 IU
6 Vitamin C 3,476 mg
7 Total padatan terlarut 0,490 %
( Dewi, 2002 ).
         Kandungan yang terdapat dalam lidah buaya adalah
1. Kandungan berupa cairan
a. Cairan bening seperti jeli, mengandung zat antibakteri dan antijamur, salisilat, antibengkak, membantu regenerasi sel
b. Eksudat atau cairan berwarna kekuningan yang mengandung Aloin. Cairan ini dimanfaatkan sebagai pencahar komersial.
2. Zat-zat yang terkandung dalam Lidah Buaya, antara lain lignin, saponin, vitamin B1, B2, cholin, asam folat, enzim (oksidase, amylase, katalase, lipase, protease), Mono dan polisakarida, selulosa, glukosa, mannose, aldopentosa, rhamnosa, zat aloin (Furnawanthi, 2003).

      Karena potensinya yang tinggi sebagai makanan kesehatan di luar negeri lidah buaya banyak digunakan sebagai bahan baku utama untuk minuman kesehatan dan kecantikan. Disamping diproduksi besar-besaran dalam skala industri berbentuk minuman, bentuk lain dari produk lidah buaya adalah gel, pekatan atau konsentrat lidah buaya dan bubuk atau tepung lidah buaya. Industri yang memanfaatkan lidah buaya sangat luas, antara lain industri kosmetika, makanan dan minuman, farmasi dan kimia. Lidah buaya jenis Aloe vera tidak menimbulkan keracunan baik pada manusia maupun hewan (Anonim2, 2002).

Lidah buaya merupakan tanaman yang fungsional karena semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun untuk mengobati berbagai penyakit. Berikut adalah bagian lidah buaya yang dimanfaatkan untuk pengobatan :
1. Daun, keseluruhan daun dapat langsung digunakan, baik secara tradisional maupun dalam bentuk eksudat. Daun lidah buaya berfungsi sebagai antijamur, antibakteri, menurunkan kadar gula dalam darah, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, serta dapat digunakan sebagai nutrisi bagi penderita HIV.
2. Eksudat, adalah getah yang keluar dari daun saat dilakukan pemotongan. Eksudat berbentuk kental, berwarna kuning dan rasanya pahit. Eksudat dapat berfungsi sebagai bahan pencahar.
3. Gel, adalah bagian berlendir yang diperoleh dengancara menyayat bagian dalam daun setelah eksudat dikeluarkan. Gel sangat mudah rusak karena mengandung bahan aktif dan enzim yang sangat sensitive terhadap suhu, udara dan cahaya, serta bersifat mendinginkan. Gel dapat berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh, menghilangkan keletihan, menghilangkan stress, bahan pembersih tubuh, membantu menyembuhkan dan menguatkan fungsi-fungsi tubuh, mengeluarkan bahan kimia serta pengharum buatan dari dalam tubuh. Selain itu juga bias berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan sel-sel yang tadinya rusak karena luka dan menciutkan jaringan sel (Furnawanthi, 2003).

Berikut ini adalah khasiat lidah buaya berdasarkan riset

1. menghambat infeksi HIV
2. Nutrisi tambahan bagi pengidap HIV
3. Menurunkan kadar gula darah penderita diabetes
4. Mencegah pembengkakan sendi
5. Menghambat sel kanker
6. Membantu penyembuhan luka
7. Menyembuhkan ambient dan radang tenggorokan
8. Antibakteri
9. Mengatasi gannguan pencernaan
10. Membantu penyembuhan luka bekas operasi
(Furnawanthi, 2003).

Di Pontianak, minuman lidah buaya sudah lama dikenal. Tanaman yang semula hanya dimanfaatkan sebagai obat panas dalam, penyubur rambut atau menyembuhkan luka, sejak 1998 mulai diolah menjadi minuman segar. Selain koktail, lidah buaya juga kini diolah menjadi dodol, selai dan teh (Paimin, 2002).


       

GLUTEN (DAGING TIRUAN)

          Daging dikenal sebagai makanan yang berfungsi sebagai sumber protein. Protein itu sendiri bersifat sangat esensial bagi tubuh karena kehadirannya merupakan keharusan untuk menggganti sel-sel tubuh yang sudah tua dan rusak,memelihara keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Daging hewani sering menimbulkan masalah bagi kesehatan, bahkan bersifat toksik atau racun yang memicu timbulnya berbagai macam penyakit berbahaya yang sulit disembuhkan. Namun protein bagi tubuh tidak hanya diperoleh dari daging hewani, melainkan juga terkandung dalam bahan nabati terutama kacang-kacangan. 
         Daging hewani terkenal dengan kandungan lemak dan protein, namun jika lemak dan protein tersebut dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang dapat membahayakan kesehatan. Daging mengandung lemak jenuh dan asam amino non esensial yang menyebabkan peningkatan kolestrol darah yang dapat menyumbat dinding pembuluh darah. Beberapa masalah kesehatan yang muncul akibat konsumsi daging hewani yang berlebihan, mendorong sebagian orang untuk meninggalkan konsumsi daging hewani. Bagi mereka yang memilih menjadi vegetarian (orang yang berpantang makan daging, tetapi hanya makan sayuran dan bahan nabati lainnya) meninggalkan kebiasaan makan daging bukanlah hal yang mudah. Namun sekarang telah muncul berbagai inovasi makanan untuk vegetarian, yang memiliki cita rasa dan tekstur yang tidak terlalu berbda dengan daging asli. Salah satunya adalah gluten “si daging” tiruan.
             Daging tiruan merupakan daging rekayasa yang dibuat dari bahan-bahan nabati. Konon gluten pertama kali ditemukan pada awal abad ke-7 Masehi oleh pendeta Budha di Tiongkok. Ketika itu, para pendeta yang enggan meninggalkan kelezatan daging berupaya keras menemukan protein nabati sebagai substitusi daging. Karena di daratan Tiongkok banyak terdapat lading gandum, para pendeta tersebut akhirnya bereksperimen dengan membuat adonan sederhana dari tepung gandum dan air.
            Saat meremas dan mengolah adonan itu di dalam bak air, mereka menemukan sesuatu yang baru. Ternyata tepung kanji itu hanyut di dalam air. Semakin keras digiling dan diremas, semakin banyak tepung kanji yang terpisah dan hanyut di dalam air, Hasilnya, tersisa sebuah bahan yang kenyal dan mengandung protein yang cukup tinggi. Setelah dimasak dengan kaldu beraneka rasa selama beberapa waktu, bahan kenyal yang kemudian dikenal dengan nama gluten ini berubah wujud menjadi bahan bertekstur lembut mirip daging.
          Bahan yang digunakan dalam pembuatan gluten adalah tepung terigu yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi, seperti terigu Cakra dan Kereta Kencana dan sebagainya, agar diperoleh gluten yang banyak. Jenis tepung yang lain bisa digunakan, namun gluten yang diperoleh tidak sebanyak gluten dari terigu berprotein tinggi. 
          Beberapa keunggulan daging tiruan yang dibuat dari bahan-bahan nabati antara lain adalah
1. Aman karena tidak mengandung kuman penyakit, sehingga tidak masalah jika dimasak tidak terlalu lama
2. Tahan lama disimpan dan tidak cepat membusuk
3. Mengandung zat gisi yang aman bagi tubuh
4. lebih ekonomis karena bahan mudah diperoleh dan harga terjangkau
5. Lebih cepat dalam memasakanny, karena gluten cepat matang
6. tidak menyebabkan alergi dan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat.
                Gluten yang telah masak, dapat diolah menjadi berbagai masakan seperti kita memasak daging hewani, seperti soto, rawon, bistik, stek, sate dan lain sebagainya sesuai dengan selera. Dari segi tekstur, gluten tidak jauh berbeda dengan tekstur daging hewani yang kenyal dan rasanya juga agak gurih.