Daging dikenal sebagai makanan yang berfungsi sebagai sumber protein. Protein itu sendiri bersifat sangat esensial bagi tubuh karena kehadirannya merupakan keharusan untuk menggganti sel-sel tubuh yang sudah tua dan rusak,memelihara keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Daging hewani sering menimbulkan masalah bagi kesehatan, bahkan bersifat toksik atau racun yang memicu timbulnya berbagai macam penyakit berbahaya yang sulit disembuhkan. Namun protein bagi tubuh tidak hanya diperoleh dari daging hewani, melainkan juga terkandung dalam bahan nabati terutama kacang-kacangan.
Daging hewani terkenal dengan kandungan lemak dan protein, namun jika lemak dan protein tersebut dikonsumsi secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang dapat membahayakan kesehatan. Daging mengandung lemak jenuh dan asam amino non esensial yang menyebabkan peningkatan kolestrol darah yang dapat menyumbat dinding pembuluh darah. Beberapa masalah kesehatan yang muncul akibat konsumsi daging hewani yang berlebihan, mendorong sebagian orang untuk meninggalkan konsumsi daging hewani. Bagi mereka yang memilih menjadi vegetarian (orang yang berpantang makan daging, tetapi hanya makan sayuran dan bahan nabati lainnya) meninggalkan kebiasaan makan daging bukanlah hal yang mudah. Namun sekarang telah muncul berbagai inovasi makanan untuk vegetarian, yang memiliki cita rasa dan tekstur yang tidak terlalu berbda dengan daging asli. Salah satunya adalah gluten “si daging” tiruan.
Daging tiruan merupakan daging rekayasa yang dibuat dari bahan-bahan nabati. Konon gluten pertama kali ditemukan pada awal abad ke-7 Masehi oleh pendeta Budha di Tiongkok. Ketika itu, para pendeta yang enggan meninggalkan kelezatan daging berupaya keras menemukan protein nabati sebagai substitusi daging. Karena di daratan Tiongkok banyak terdapat lading gandum, para pendeta tersebut akhirnya bereksperimen dengan membuat adonan sederhana dari tepung gandum dan air.
Saat meremas dan mengolah adonan itu di dalam bak air, mereka menemukan sesuatu yang baru. Ternyata tepung kanji itu hanyut di dalam air. Semakin keras digiling dan diremas, semakin banyak tepung kanji yang terpisah dan hanyut di dalam air, Hasilnya, tersisa sebuah bahan yang kenyal dan mengandung protein yang cukup tinggi. Setelah dimasak dengan kaldu beraneka rasa selama beberapa waktu, bahan kenyal yang kemudian dikenal dengan nama gluten ini berubah wujud menjadi bahan bertekstur lembut mirip daging.
Bahan yang digunakan dalam pembuatan gluten adalah tepung terigu yang mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi, seperti terigu Cakra dan Kereta Kencana dan sebagainya, agar diperoleh gluten yang banyak. Jenis tepung yang lain bisa digunakan, namun gluten yang diperoleh tidak sebanyak gluten dari terigu berprotein tinggi.
Beberapa keunggulan daging tiruan yang dibuat dari bahan-bahan nabati antara lain adalah
1. Aman karena tidak mengandung kuman penyakit, sehingga tidak masalah jika dimasak tidak terlalu lama
2. Tahan lama disimpan dan tidak cepat membusuk
3. Mengandung zat gisi yang aman bagi tubuh
4. lebih ekonomis karena bahan mudah diperoleh dan harga terjangkau
5. Lebih cepat dalam memasakanny, karena gluten cepat matang
6. tidak menyebabkan alergi dan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat.
Gluten yang telah masak, dapat diolah menjadi berbagai masakan seperti kita memasak daging hewani, seperti soto, rawon, bistik, stek, sate dan lain sebagainya sesuai dengan selera. Dari segi tekstur, gluten tidak jauh berbeda dengan tekstur daging hewani yang kenyal dan rasanya juga agak gurih.
Senin, 05 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Terima kasih atas infonya yang sangat menarik. Saya baru tahu bahwa ada daging sintetik yang terbuat dari tepung kanji..
nissah09.student.ipb.ac.id
Posting Komentar