Senin, 22 Oktober 2007

Jaminan Keamanan Makanan

Jaminan Keamanan Makanan



Formalin

Teknologi semakin lama semakin maju, ditambah pula dengan sistem penyajian makanan yang cepat saji, instant, dan praktis. Manusia cenderung lebih mementingkan kebutuhan hidupnya dengan cara instant, tanpa berusaha. Sistem penyajian makanan yang instant tersebut tentu menggunakan bahan pengawet yaitu salah satunya penggunaan Formalin. Akhir-akhir ini terdengar isu adanya formalin pada makanan-makanan yang di jual. Formalin mulai menyebar dan diperdagangkan masyarakat luas, terutama pedagang yang memanfaatkannya untuk menjual makanan di sekolah-sekolahan sebagai jajanan bagi anak-anak sekolah. Makanan yang tidak higienis ini sangat diminati anak-anak, karena disamping harganya murah, enak, praktis, dan mudah dalam pembuatannya.

Penggunaan formalin ini harus segera dihentikan, karena berakibat fatal, apalagi bagi anak-anak sekolah yang suka mengkonsumsi jajanan yang berlebihan, tanpa harus menimbang dari segi gizinya dan produk makanan yang tidak jelas pengolahannya. Anak-anak sekolah sudah wajar mengkonsumsi makanan di pinggir jalan, maklum karena mereka tidak tahu dan tidak mengerti apa akibat dari bahan pengawet, yang mereka pikirkan hanyalah makanan yang murah, dan enak.

Formalin diperdagangkan dengan nama berbeda-beda. Antara lain : Formol, Morbicid, Methanal, Formic Aldehyde, Methyl Oxide, Oxomethane, Formoform, Formalith, Karsan, Trioxane, dan lain-lain. Maraknya isu formalin yang membuat para pedangang kecil maupun padagang besar jatuh rugi dan tidak sedikit pedagang yang terpaksa gulung tikar. Pengawet-pengawet makanan alternatif yang diklaim aman pun mulai bermunculan dan “Naik Daun” ,sehingga seakan akan semua orang terlena dengan formalin. Entah sudah berapa banyak formalin (bahan pengawet mayat formalin) dikonsumsi manusia yang sudah terakumulasi dalam tubuh dan sebagai bibit pencetus berbagai macam penyakit seperti infeksi ginjal, kanker, kecerdasan anak dan penyakit degeneratif lainnya.

Telah banyak peneliti di Indonesia yang menemukan bahan pengawet formalin yang terkandung dalam makanan. Menurut mereka formalin dapat memberikan rasa yang “lebih segar” pada makanan yang diawetkan. Tetapi Badan POM yang bertugas mengawasi makanan dan obat-obatan tidak menjalankan tugasnya dengan baik, karena kurang memperhatikan dan kurang peka akan penggunaan formalin di masyarakat terutama di lingkungan anak-anak sekolah.

Sebagian besar makanan yang di jual di sekitar kita, menggunakan bahan pengawet karena faktor kesengajaan. Untuk dapat menghindari bahaya tersebut, kita dapat mengenali ciri-ciri makanan yang mengandung bahan pengawet :

Misalkan :

- Jajanan di pinggir jalan yang murah, makanan yang tidak jelas, dan tidak higienis.

- Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet beberapa hari, dan tidak mudah busuk .

- Mie basah yang awet beberapa hari dan tidak mudah basi dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.

- Ayam potong yang berwarna putih bersih, awet, dan tidak mudah busuk

- Ikan basah yang berwarna putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua bukan merah segar, awet sampai beberapa hari dan tidak cepat busuk.

- Makanan Bakso yang biasa di konsumsi, teksturnya lebih keras, rasanya kenyal, agak berbau zat kimia, tahan lama dan tidak mudah basi.



Penggunaan Formalin

Secara umum, formalin digunakan untuk :

  • Pembalsam atau pengawet mayat,

  • Pengawetan hewan-hewan, baik yang dilakukan para pemburu maupun para siswa dan mahasiswa di laboratorium,

  • Sebagai desinfektan (pembunuh kuman) sehingga dimanfaatkan sebagai pencampur untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian,

  • Pembasmi lalat dan sejumlah serangga,

  • Sebagai bahan pembuatan zat pewarna, cermin kaca, dan bahan peledak,

  • Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas,

  • Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea,

  • Bahan pengawet produk kecantikan dan pengeras kuku,

  • Pencegah korosi untuk sumur minyak,

  • Bahan untuk pembuatan produk parfum,

  • Bahan perekat untuk produk kayu lapis (playwood).


Pengaruh Terhadap Kesehatan

Akibat formalin akan dirasakan dalam waktu yang cukup lama, karena efeknya lambat laun akan semakin terlihat. Akan tetapi baiknya mencegahnya sebelum terlambat. Pengaruh yang akan terjadi adalah jika formalin dikonsumsi dalam jumlah besar, akan menimbulkan konvulsi, haematuria (Urin Berdarah), dan haematomesis (Muntah Darah). Jantung pun juga akan mengalami gangguan, kerusakan hati, saraf, kulit membiru, hilangnya pendengaran, kejang-kejang, hingga kematian.


Untuk itu waspadailah segala sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan diri, agar kesehatan tetap terjaga dan terhindar dari berbagai penyakit. Kurangi resiko makanan yang praktis dan instant, mulailah hidup sehat dan higienis.

Tidak ada komentar: