Minggu, 07 Oktober 2007

karyaNurma Winingsih


BAHAYA FORMALIN PADA MAKANAN

Oleh : Nurma Winingsih

SMA Batik 2

1. Pendahuluan

Sebelum saya membahas masalah ini saya akan memberitahukan kepada anda semua bahwa kesehatan tubuh itu sangat penting sekali bagi kita. Karena apabila kita tidak sehat kita tidak bisa melangsungkan kehidupan kita, selain itu kita sebagai penerus bangsa harus bisa menanamkan hidup sehat untuk menjaga kesehatan tubuh kita, agar kita bisa mengisi pembangunan bangsa kita ini untuk menjadi bangsa yang lebih maju, aman, sehat, dan sejahtera.

Oleh sebab itu kita harus bisa mengatur pola hidup kita dengan baik. Kita harus tahu kegiatan apa saja yang baik kita lakukan demi kesehatan kita dan makanan apa saja yang baik kita konsumsi, maka dari itu kita harus tahu apa saja yang terkandung dalam makanan yang akan kita makan setiap harinya dan baik tidaknya kandungan zat-zat yang ada dalam makanan yang kita makan itu. Dengan begitu kita bisa menjaga kesehatan tubuh kita dengan mengatur pola makan yang baik.

Dalam hal ini saya akan menguraikan tentang formalin yang terkandung dalam makanan terutama yang merupakan zat-zat yang berbahaya yang ada pada makanan yang tidak baik kita konsumsi untuk menjaga kesehatan tubuh kita, agar kita tetap sehat dan bisa beraktivitas sesuai dengan keinginan kita. Maka dari itu saya membuat tulisan ini, dengan harapan agar bisa berguna dan membantu anda dalam mengatasi masalah ini dan mengatur pola hidup anda menjadi pola hidup yang lebih sehat.


1.1 Latar belakang

Pada masa ini di Negara kita, telah banyak kita temui berbagai jenis makanan. Pada zaman yang semakin maju ini setiap orang telah banyak menemukan berbagai cara untuk mencari keuntungan yang besar terutama dalam hal berdagang. Segala cara mereka gunakan asalkan mereka bisa memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Dapat kita lihat sendiri sekarang banyak sekali pedagang atau penjual makanan yang menggunakan zat-zat yang berbahaya yang digunakan untuk membuat makanan.

Dengan adanya permasalahan tersebut saya ingin memberitahukan kepada pembaca tentang formalin yang terkandung dalam makanan yang bisa membahayakan dan bagaimana cara menaggulanginya. Supaya di Negara Indonesia ini masayarakatnya bisa menghindari masalah tersebut. Oleh sebab itu saya membuat karya ilmiah ini. Karena masyarakat biasanya tidak berpikir panjang ketika mereka membeli makanan terutama jajanan-jajanan atau makanan-makanan ringan atau makanan kecil.

Dengan adanya permasalahan tersebut, saya ingin mencoba untuk menelusuri masalah tersebut lebih mendalam, andaikan saja semua orang mau membaca karya ilmiah saya ini saya pasti merasa senang sekali karena saya bisa membantu mereka untuk merubah gaya hidup mereka menjadi lebih baik atau lebih sehat.


1.2 Permasalahan

Saat ini banyak sekali publik yang telah mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang bisa membahayakan kesehatan tubuh mereka, karena mereka banyak yang belum tahu mengenai adanya zat-zat yang berbahya yang terkandung dalam makanan yang mereka konsumsi setiap harinya .

Selain itu sekarang banyak sekali penjual makanan yang menggunakan zat-zat yang tidak pantas digunakan untuk membuat makanan ketika membuat makanan yang akan dijajakan, dengan tujuan untuk mendapatkan untung yang sebesar-besarnya demi memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Karena pada saat ini banyak sekali barang-barang kebutuhan masyarakat yang harganya melonjak tinggi, sehingga banyak masyarakat yang tingkatannya menengah kebawah tidak bisa menjangkau harga-harga tersebut. Dengan adanya masalah tersebut sekarang banyak sekali publik yang menggunakan segala cara untuk memenuhi kehidupan ekonomi mereka.

Dan mungkin juga karena kurang adanya perhatian pemerintah atau lembaga kesehatan Negara yang kurang memperhatikan masalah ini, padahal masalah ini sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan kelangsungan perekonomian Negara. Dengan terbentuknya karya ilmiah ini, saya berharap supaya masyarakat bisa menanggulani masalah ini dan mencoba untuk merubah gaya hidupnya demi kesehatan tubuh mereka.

1.3 Tujuan

Tulisan ini dikembangkan dengan tujuan :

  1. Untuk membantu masyarakat agar terhindar dari segala kerugian dari zat-zat yang berbahaya yang terkandung dalam makanan terutama formalin yang ada pada makanan.

  2. Untuk merubah gaya hidup masyarakat yang kurang sehat menjadi gaya hidup yang lebih sehat.

  3. Untuk menambah ilmu masyarakat dalam memilih makanan yang sehat.


2. Kajian Literatur

Dari berbagai penjual makanan pada saat ini, dapat kita temui berbagai macam jajanan makanan yang mengndung zat-zat yang tidak baik untuk kesehatan tubuh kita, Misalnya adanya kandungan zat berbahaya seperti formalin, boraks, zat pewarna pakaian yang digunakan untuk makanan dan zat-zat adiktif lainnya. Berikut sedikit uraiannya mengenai zat-zat yang berbahaya tersebut.

Formalin merupakan zat atau bahan untuk mengawetkan mayat, biasanya zat ini hanya digunakan di rumah sakit atau di tempat-tempat tertentu, tapi seharusnya tidak ada pada tempat-tempat pembuat makanan.

Formalin ternyata bukan hanya ditemukan pada ikan, mi, baso, atau tahu. Dosen teknologi pangan dari Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan, Lanita Msc MEd, mengungkapkan bahwa zat pengawet mayat itu juga ditemukan pada plastik pembungkus makanan dan styrofoam. Berdasarkan penelitian, ujar Lanita, dalam acara diskusi Bahaya Formalin bagi Kesehatan yang digelar Pengurus Besar Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) pada 12 Januari lalu, pembungkus berbahan dasar resin atau plastik rata-rata mengandung 5 ppm formalin. Satu ppm adalah setara dengan satu miligram per kilogram. Formalin pada plastik atau styrofoam ini, lanjutnya, merupakan senyawa-senyawa yang secara inheren terkandung dalam bahan dasar resin atau plastik. Namun, kata dia, zat racun tersebut baru akan luruh ke dalam makanan akibat kondisi panas, seperti saat terkena air atau minyak panas. Karenanya, menurut Lanita, makanan yang masih panas jangan langsung dimasukkan ke dalam plastik atau kotak styrofoam. Bersama formalin, luruh pula zat yang tak kalah racunnya yakni stiarin, yang biasa terkandung pada plastik.

Secara umum, zat racun seperti formalin dan stiarin terdapat dalam produk berbahan dasar resin. Namun, dalam kadar cukup tinggi, senyawa-senyawa ini terkandung dalam produk plastik berkualitas rendah seperti, plastik PVC. Contoh sederhana plastik dengan kadar senyawa racun tinggi adalah kantung plastik warna hitam yang biasa digunakan toko-toko untuk mengantongi barang belian. Ia menyarankan agar kantong plastik ini tidak disatukan dengan makanan, apalagi yang masih panas, seperti goreng-gorengan.

Lanita juga memberi perhatian khusus untuk pembungkus makanan berbahan dasar styrofoam. Seperti plastik, styrofoam mengandung muatan zat racun, terutama stiarin. Oleh sebab itu, hidangan panas yang akan disajikan ke dalam kotak styrofoam sebaiknya didinginkan dahulu dan diberi alas daun, jangan plastik.
Demikian halnya plastik botol minuman mineral. Bahan plastik yang disebut polyethylene terephthalate ini sebaiknya jangan disiram air panas, lantaran mengandung senyawa stiarin. Meski demikian, terangnya, ada bahan-bahan plastik tertentu yang memang tahan panas.

Angka 5 ppm formalin pada plastik dan styrofoam dinilai Lanita cukup tinggi. Sebagai perbandingan, beberapa waktu lalu, Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DKI Jakarta menemukan sejumlah sampel makanan kwe tiaw yang dikategorikan berbahaya. Padahal kwe tiaw ini hanya mengandung 3,1 ppm formalin. Prof dr Herdiman T Pohan dari Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam FKUI-RSCM menegaskan bahwa formalin adalah zat yang amat toksik. Menurut dia, di tempat kerja, batas aman kadar formalin di udara adalah 0,3 ppm. Lebih dari itu, menurutnya, formalin disarankan tak terhirup paru-paru.

"Jika di udara saja batas ambang batasnya sudah amat ketat, apalagi yang masuk ke dalam tubuh manusia," tutur Lanita. "Oleh sebab itu, dengan alasan apa pun, formalin tidak boleh ada pada makanan," lanjutnya.

Penelitian Bertazzi PA dan Scand J Work di pabrik-pabrik pembuatan resin (bahan dasar plastik) di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa sepanjang 1959-1980 tercatat 18 orang pekerja pabrik meninggal akibat kanker paru-paru. Mereka adalah bagian dari 1.322 pekerja pabrik yang diteliti sebab-sebab kematiannya.

Padahal, orang yang meninggal akibat kanker paru ini, menurut penelitian tadi, hanya bekerja sedikitnya 30 hari di pabrik tersebut. Bertazzi dan Work ternyata menemukan paparan formalin di udara sekitar pabrik resin tadi di atas 3,0 ppm. Selain 18 orang itu, 14 di antaranya tercatat meninggal akibat kanker alat pencernaan, lima di antaranya akibat hematologic neoplasms.

Dalam penelitiannya, Lanita juga menemukan kandungan formalin pada susu yang biasa dijual dalam kantong-kantong plastik. Namun Lanita tidak menyebutkan secara rinci besaran kandungan formalin dalam minuman itu. Yang jelas, kata dia, formalin tidak berasal dari plastik susu. "Tapi sengaja ditambahkan ke dalam susu sebagai pengawet," terang dia.

Antisipasi Makanan Berformalin:

  1. Tingkatkan daya tahan tubuh. Jaga kesehatan.

  2. Konsumsi makanan atau minuman mengandung antioksidan tinggi sebagai cell-protector.

  3. Makan seimbang dan minum air cukup.

  4. Tahu direndam semalaman dengan air bersih sebelum dikosumsi. Airnya dibuang.

  5. Rebus mi dengan air banyak dan ganti air perebus.

  6. Cuci ikan dengan bersih, lalu gosok kulit ikan dan rendam dalam air.

Efek Formalin pada Manusia (lewat udara)

  1. Efek pada konsentrasi Hampir tidak ada: 0-0,5 ppm

  2. Efek pada syaraf (neurophysiological) 0,05-1,5 ppm

  3. Iritasi pada mata 0,01-2,0 ppm

  4. Iritasi tingkat tinggi pada organ luar 0,1-25 ppm

  5. Efek pada paru-paru 5-30 ppm

  6. Radang dan pneumonia 50-100 ppm

  7. Kematian di atas 100 ppm

(Sumber: Frans D Suyatna, MD, PhD, SpFK)


3. Simpulan dan saran

3.1 Simpulan

Dari keterangan diatas dapat kita simpulkan bahwa formalin yang terkandung pada makanan itu sangat berbahaya bagi tubuh kita.

3.2 Saran

Dari data-data yng saya miliki diatas saya berharap supaya masyarakat bias memahaminya dan mengurangi bahkan menjauhi makanan yang mengandung formalin. Agar kita bias terhindar dari bahaya dari formalin pada makanan.


Pustaka acuan

www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1137743441,47485,-23k-

Biodata Penulis

Nurma Winingsih lahir di Sukoharjo, Jawa Tengah tanggal 17 September 1991. Pendidikan formal dimulai dari SD Gentan 2 Baki Sukoharjo, SMP Negiri 15 Surakarta, SMA Batik 2 Surakarta sampai sekarang masih duduk di kelas XI.



Tidak ada komentar: