PEMANFAATAN UBI GANYONG (Canna edulis)
UNTUK MEMBUAT SEREAL BAYI
Oleh :
Nessya Damayanti
NIS : 11169
SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA
2 0 0 7
PEMANFAATAN UBI GANYONG (Canna edulis)
UNTUK MEMBUAT SEREAL BAYI
Abstraksi
Selama ini pemanfaatan ubi ganyong hanya sebatas direbus
untuk dibuat nyamikan. Padahal ubi ganyong memiliki
kandungan gizi yang banyak yang diperlukan tubuh, sehingga
sangat disayangkan apabila hanya dikonsumsi sebagai
nyamikan.
Tubuh manusia memerlukan gizi untuk dapat tumbuh dan
berkembang. Untuk memenuhi akan kebutuhan gizi, manusia
mengkonsumsi ragam makanan. Terlebih balita yang belum
memiliki gigi dan tulang yang kuat. Balita memerlukan
makanan yang banyak mengandung fosfor dan kalsium untuk
pertumbuhannya.
Pendahuluan
Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil pertanian.
Salah satu hasil pertanian yang dihasilkan adalah ubi
ganyong. Diantara komoditas ubi-ubian, ganyong belum
sepopuler ubi jalar atau ubi kayu. Pemanfaatannya pun
hanya sebatas direbus dan dijadikan nyamikan. Padahal
perlu diketahui bahwa ganyong merupakan salah satu bahan
pangan non beras yang bergizi cukup tinggi terutama
kandungan kalsium, fosfor, dan karbohidrat. Kandungan gizi
ganyong tiap 100 gram secara lengkap terdiri dari kalori =
95,00 kal; protein = 1,00 g; lemak = 0,11 g; karbohidrat =
22,60 g; kalsium = 21,00 g; fosfor = 70,00 g; zat besi =
1,90 mg; vitamin B1 = 0,10 mg; vitamin C = 10,00 mg; air =
75,00 g; bagian yang dapat dimakan = 65,00% (Sumber :
Direktorat Gizi Depkes RI, 1981).
Ubi ganyong dapat diproduksi menjadi makanan yang
bervariasi dan lebih mudah dikonsumsi dengan cara mengolah
menjadi tepung, tanpa mengurangi kandungan gizi yang
dikandungnya. Hal ini dapat mempermudah masyarakat dalam
memenuhi gizinya terutama bagi balita yang sangat
membutuhkan banyak kandungan gizi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Dalam ubi ganyong terdapat kandungan
kalsium dan fosfor yang lebih banyak apabila dibandingkan
dengan kandungan kalsium dan fosfor yang terdapat pada ubi
jalar, padi, jagung, kentang, sehingga ubi ganyong sangat
baik untuk pertumbuhan tulang dan gigi pada balita.
Berdasarkan latar belakang tersebut dibuatlah penelitian
Pemanfaatan Ubi Ganyong (Canna edulis) untuk Membuat
Sereal Bayi.
Untuk dapat tumbuh dan berkembang, tubuh memerlukan
banyak substansi kimia yang secara umum disebut zat gizi
(Nursanyoto Hertog, 1992). Fungsi utama dari makanan
adalah sebagai penyedia energi bagi aktivitas sel-sel
tubuh.
Bagi balita sebagai generasi penerus bangsa zat gizi yang
lengkap sangat diperlukan untuk tumbuh dan berkembang.
Ketika lahir, satu-satunya kandungan gizi yang diperoleh
bayi adalah asi dari ibu. Tapi ibu tidak bisa mencukupi
kebutuhan gizi bayi secara terus menerus, sehingga perlu
adanya asupan gizi lain dari makanan yang bervariasi.
Makanan yang bervariasi pun bukan sembarang makanan. Bagi
bayi yang belum memiliki tulang yang kuat dan gigi perlu
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung fosfor dan
kalsium. Salah satu makanan yang mengandung fosfor dan
kalsium dalam jumlah banyak, adalah ubi ganyong.
Klasifikasi tanaman ganyong adalah : kingdom = plantae,
divisi = spematophyta, subdivisi = angiospermae, kelas =
monocotyledonae, ordo = zingiberales, famili = cannaceae,
spesies = Canna edulis Ker. Jenis ganyong ada dua yaitu
ganyong putih dan ganyong merah. Tapi dalam penelitian ini
memakai ganyong putih karena kandungan tepung lebih banyak
dibandingkan kandungan tepung yang ada di ganyong merah.
Bayi belum memiliki alat dan sistem pencernaan yang baik
dan sempurna sehingga perlu adanya variasi makanan yang
cocok untuk dikonsumsi bayi. Sereal merupakan makanan yang
tepat untuk dikonsumsi balita. Selain mudah dikonsumsi,
sereal tetap mengandung zat gizi yang banyak. Cara
pembuatan tepung ganyong : 1) pilih ubi ganyong yang
bagus, 2) Bersihkan ubi dari akar-akar serabut dan tanah
yang menempel, 3) Kupas kulit ubi ganyong dalam air
mengalir, kemudian dikeringkan selama beberapa waktu, 5)
Iris-iris daging ubi ganyong dengan pisau yang tajam atau
alat pengiris khusus hingga menjadi irisan tipis, 6)
Rendam irisan daging ubi ganyong dan Na-metabisulfit 1000
ppm, 7) Jemur irisan ubi ganyong selama beberapa hari
hingga benar-benar kering, 8) Tumbuk irisan ubi ganyong
kering hingga halus. 9) Ayak tepung hingga diperoleh
tepung dengan tingkat kehalusan tertentu, dan tepung ubi
ganyong telah siap dipakai.
Irisan ubi ganyong yang masih basah perlu direndam dalam
larutan Na-metabisulfit untuk mengurangi jumlah kalsium
oksalat yang bisa menyebabkan rasa gatal, menurunkan kadar
alkoloid penyebab rasa pahit dan memutihkan hasil yang
diperoleh (Tri Susanto, 2000).
Cara pembuatan sereal ubi ganyong : 1) Rebus sayur dan
hati ayam atau sapi, 2) Lumatkan/saring sayur dan hati
tersebut, 3) Ambil 1 sendok makan tepung ubi ganyong, 4)
Beri setengah gelas air, 5) Campur dengan sayur dan hati,
6) Masak hingga mengental sambil diaduk.
Formula sereal tepung ganyong dapat diberikan pada balita
mulai usia 4 bulan. Pada penelitian ini formula sereal ubi
ganyong telah penulis ujikan pada 5 sampel balita yang
berusia di bawah 1 tahun selama 1 minggu. Sehingga hasil
secara nyata belum dapat penulis paparkan. Namun demikian
berdasarkan wawancara penulis dengan orang tua balita dan
melihat balita saat mengkonsumsi sereal ubi ganyong,
balita memakan sereal tersebut dengan lahap.
Selama ini pemanfaatan ubi ganyong belum optimal karena
hanya direbus untuk dibuat nyamikan sehingga perlu adanya
penanganan pasca panen. Dengan demikian maka dapat
mengoptimalkan sumber daya alam yang belum teratasi.
Keuntungan yang diperoleh apabila mengoptimalkan
pemanfaatan ubi ganyong (mengkonsumsi) = 1) biaya murah,
2) ubi ganyong mudah diperoleh, 3) tidak ada efek
samping, 4) sebagai inovasi pangan, 5) menambah keragaman
pangan Indonesia, 6) meningkatkan ekonomi negara.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ubi ganyong
sangat baik untuk dibuat sereal bayi. Dengan kandungan
fosfor dan kalsium yang cukup banyak dibandingkan
kandungan fosfor dan kalsium di jenis pangan yang lain
misal kentang, ubi jalar, jagung, padi dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan pada balita terutama pada
tulang dan gigi. Keuntungan yang diperoleh : 1) biaya
murah, 2) mudah diperoleh, 3) tidak ada efek samping, 4)
sebagai inovasi pangan, 5) menambah keanekaragaman pangan
Indonesia, 6) meningkatkan ekonomi negara.
Daftar Pustaka
Anderson, 1998. Petunjuk Kepala Kesehatan. Bandung:
Indonesia Publishing House.
Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat
Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 1996. Departemen
Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Bhatara.
Nursanyoto, Hertog. 1992. Ilmu Gizi, Zat Gizi Utama,
Jakarta: Golden Terayon Press.
Rukmana Rahmat. 2000. Ganyong Budi Daya dan Pasca Panen.
Yogyakarta: Kanisius.
Susanto Tri. 2000. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian.
Bina Ilmu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
saya tertarik dengan karya tulis karya Nessa damayanti ttg Pemanfaatan Ubi Ganyong itu. Apakah saya bisa minta karya tulis secara lengkapnya???? Mohon balas ke emali saya di avior.cle@gmail.com
bls secepatnya
atau mungkin saya minta alamat email dari pengarang karya tulis tsb di atas
Posting Komentar